(4) KUNTILANAK PENUNGGU KOS - Nopember 2006

KUNTILANAK PENUNGGU KOS
Nopember 2006
Belum juga hilang traumaku atas hantu wanita berbaju hijau yang menemuiku di kamar mandi, aku harus berhadapan dengan hantu kedua penunggu rumah kos yang ku tinggali ini. 
Kamar kos yang aku pakai memang tergolong besar, oleh karena itulah satu kamar diisi tiga orang untuk menghemat biaya kos. Namun apa yang terjadi, setelah dua bulan sekamar bertiga, rupa- rupanya salah satu teman sekamarku ingin pindah. Dia memilih kamar yang berukuran lebih kecil agar bisa dipakai sendirian saja. Dia beralasan butuh privasi lebih, dan memang bila satu kamar di isi bertiga, privasi masing- masing orang kurang terjaga. Setelah satu temanku resmi pindah kamar, maka aku dan satu temanku yang tersisa dipindahkan ke lantai dua oleh pemilik kos, ke kamar yang lebih kecil. Yah, akhirnya akupun pindahan ke kamar baru yang posisinya persis ada di depan kamar mandi lantai dua. Kamar mandi kosku ada tiga, satu berada di lantai dua persis berada di depan kamar baruku. Dua kamar mandi berada di lantai satu, yang mana salah satu nya merupakan kamar mandi tempat ku bertemu wanita berbaju hijau.Kamarku ini menghadap ke barat, pintunya memang ada di sebelah barat.Di dekat pintu masuk kamarku, ada pintu masuk ke kamar mandi.Di baratnya kamar mandi merupakan genting bagi kamar yang berada di lantai satu.
Rasanya masih segar di ingatanku apa yang dikatakan hantu wanita berbaju hijau itu.
“lihat apa yang kamu lakukan dengan mukaku! Ini terkena jurusmu!!!”
“Apakah yang dimaksud adalah salah satu jurus yang ku lakukan mengenai mukanya hingga gosong ya? Wah hebat sekali kalau memang demikian”, fikirku sambil merasa kuat
“berarti jurus- jurus yang nampak lucu diperagakan di dunia nyata itu memiliki kekuatan/power yang tidak bisa diremehkan bila digunakan di dunia ghoib”
“aku harus mencari tau lebih lanjut”, batinku
“lalu tentang suara yang selalu memberitahuku saat aku melakukan penginderaan jarak jauh, itu suara siapa? Dan kenapa dia membantu memberitahuku? Dan lagi, apa yang suara itu peringatkan setelah aku akan selesai meditasi ternyata benar adanya. Aku diganggu mahkluk halus. Berarti suara tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja”, batinku kemudian
“aah aku harus mencoba komunikasi lagi”
Aku kemudian mengambil posisi half lotus. Aku mulai bermeditasi, fokus pada keluar masuknya nafas dan dzikir memohon petunjuk pada Tuhan. Tak perlu waktu lama, aku melihat ada sesosok mahkluk berdiri di depanku. Pada waktu itu aku bermeditasi menghadap ke barat, dan kulihat sosok itu ada di atas genting. Ya benar, genting di sebelah barat kamar mandi, dan otomatis itu memang berada di depanku.
Aku terus bermeditasi, semakin fokus dan fokus. Dan saat aku semakin fokus maka mahkluk tersebut semakin nampak jelas. Sesosok wanita, penampilannya seperti ibu- ibu dengan kisaran usia 40an tahun. Sosok itu menggendong bayi yang sangat kecil. Bayi yang digendong dengan tangan kirinya itu selalu menangis, mengeluarkan suara tangis merintih yang amat pelan. Tunggu dulu, apakah memang benar yang di gendong itu bayi? Karena setelah aku lihat lebih dekat, sosok yang mirip bayi itu memiliki raut wajah seperti kakek- kakek tua, lengkap dengan kulitnya yang keriput. Walaupun memang wujudnya kecil seperti bayi, namun ia memiliki beberapa gigi yang sudah ompong, sedangkan sisa- sisa giginya yang lain kelihatan menghitam di sana- sini. Sungguh mengerikan, tak kalah mengerikannya dengan sosok wanita yang menggendongnya. Sosok wanita yang menggendongnya suka sekali tertawa cekikikan. Ia memiliki kulit putih pucat seperti wanita yang memakai bedak putih tebal. Matanya memiliki kantung mata yang menghitam. Etah kantung mata beneran, atau memang di bawah matanya nampak bagian yang menghitam.Sosok yang memakai baju putih panjang, bisa dibilang mirip daster, dengan rambut hitam yang terurai hingga ke kaki itu nampak familier karena sering muncul di tv dan diperankan oleh artis kawakan yang terkenal dengan slogannya “baaaang, beli satenya seratus tusuk yaa baaaang”
“astaga, sosok apakah itu?”, batinku.
“itu adalah sosok kuntilanak penunggu kos ini, rumahnya ada di atas genting di sebelah kamar mandi itu”, tiba- tiba terdengar lagi suara misterius yang entah dari mana sumbernya.
“ooo, jadi itu ya yang disebut kuntilanak? Baru pertama ini aku melihatnya dengan sangat jelas dan detil seperti sekarang.
“lalu sosok wanita berbaju hijau itu siapa?”, tanyaku kemudian
“itu adalah sosok yang biasa disebut sebagai buto ijo”, kembali suara misterius itu menjawab
“buto ijo kok cewek? Cantik lagi. Bukannya biasanya buto ijo itu berjenis kelamin laki- laki ya?”, tanyaku lagi
“yaa itu jenis buto ijo cewe. Memang ada jenisnya yang cewe, sebagai istri/ teman kimpoi untuk buto ijo yang berjenis kelamin laki- laki”
“ooh ya yaa, masuk akal juga sih”, batinku. Kalau semua buto ijo itu laki- laki, lha terus kalau mereka mau melampiaskan hasrat seksual mereka masa iya harus ke gang Dolly? Aku tertawa sendirian membayangkan kalau buto ijo tidak ada yang cewe.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Liburan hari raya idul fitri pun tiba. Semua penghuni kos pulang ke desa masing- masing untuk merayakan hari kemenangan bersama keluarga mereka masing- masing. Sialnya bagiku, karena aku satu- satunya mahasiswa yang berasal dari FMIPA (Fakultas MIPA), masa liburku adalah yang paling singkat bila dibandingkan dengan teman- teman kos lain yang rata- rata berasal dari FT (Fakultas Teknik) dan FIS (Fakultas Ilmu Santai, eh Fakultas Ilmu Sosial). Yaa, dan disinilah aku. Anak kos yang datang pertama kali di kosan dan bisa ditebak, aku sendirian di kos yang memiliki tujuh kamar ini. Semua kamar gelap, kecuali kamarku. Bisa dibayangkan jika malam tiba seperti apa horornya. Apakah berhenti sampai disitu? ternyata tidak. Justru kengeriannya baru dimulai.
Waktu itu sudah menunjukkan pukul 22 malam.aku baru saja sampai di kamar kos setelah empat jam badanku digetar- getar didalam kereta yang membawaku kembali dari desa. Segera aku mandi, ganti baju dan merebahkan badanku di atas kasur kamar kos.
Kamar- kamar yang lain gelap banget, lebih baik aku tutup pintu dan jendela serta korden kamarku. Sereem melihat kamar- kamar kosong tersebut, seolah ada mahkluk halus yang bersembunyi di dalam bayang- bayang kegelapannya.
Malam sudah semakin larut. Kipas angin yang aku nyalakan rasa- rasanya tidak mampu mengusir hawa panas dan pengapnya kamar malam ini.Aneh sekali, tidak biasanya kamar ini sangat panas.
“aah mungkin karena aku terbiasa di desa yang sejuk, makanya aku merasa sangat gerah malam ini”, batinku berusaha menghibur diri
Aku berusaha memejamkan mata sebisaku, hingga kemudian ada bayangan kuntilanak terlihat sangat jelas di kedua mataku.
“astaga, apa ini?”, aku terkaget.
Aku masih berusaha memejamkan mata, namun setiap aku memejamkan mata bayangan kuntilanak di depan kosku selalu saja terlihat dengan jelas. Ia tertawa cekikikan sambil menggendong bayi anehnya. Kemudian berjalan melintas ke utara, kemudian ke selatan, kemudian ke utara lagi di depan kamarku. Aku semakin ketakutan dan ketakutan. Bayangan kuntilanak yang terlihat jelas malam itu berhasil membuatku begadang sepanjang malam karena aku terlalu takut untuk memejamkan mata.
Kejadian ini terus terulang setiap malam hingga teman- teman kos yang lain mulai berdatangan dan ahirnya seluruh kamar kos terang benderang karena masing- masing penghuninya sudah kembali dari desa untuk melanjutkan kuliah.
Apakah dengan kondisi ramai ini lantas membuatku tak lagi melihat sosok kuntilanak ini?
Ternyata tidak. Aku tetap melihatnya melintas di depan kamarku. Namun dengan banyaknya teman kosku, setidaknya aku menjadi lebih berani menghadapi penampakan janggal tersebut. Mungkin pembaca merasa aku mulai paranoid dan berhalusinasi. Yaa, awalnya kupikir akupun mungkin mulai gila. Namun ternyata semua anggapan itu berubah setelah aku mengetahui satu kejadian penting yang disembunyikan oleh pemilik kos. Kejadian penting yang terjadi satu tahun yang lalu, yang menyebabkan kos ini disewakan dengan murah dan akhirnya aku tertarik untuk kos disini. Kejadian penting yang merupakan sebuah teror, yang berujung pada keluarnya anak- anak kos disini secara massal